Pada tanggal 30 Agustus 2016 Perpustakaan Poltekkes Bhakti Mulia telah menyampaikan materi tentang kepustakaan kepada mahasiswa baru tahun akademik 2016 / 2017. Menjawab pertanyaan tentang pemanfaatan perpustakaan, mayoritas mahasiswa menjawab lebih mudah menggunakan media internet. Dengan hanya menuliskan kata kunci, search engine seperti Google dengan mudahnya dalam hitungan detik akan menampilkan deretan materi yang dicari tersebut. Tinggal klik dan copas alias Copy – Paste, masalah selesai sudah.  Selesai sudah ?? benarkah ?? Eh, belum tentu lho ..  Sekarang ini siapa saja bisa membuat website atau blog dengan mudah. Siapa saja bisa menuliskan opini dan kejadian-kejadian yang dialaminya  ke dalam website atau blog tersebut, tidak harus  seorang ahli dibidangnya, siapa saja. Oleh karena itu mengambil referensi dari internet harus sangat hati-hati, harus memperhatikan benar sumber referensi dari materi yang dicopas tersebut. Membaca buku text, dalam konteks ini,  lebih disarankan dilakukan  karena  keshohihan informasinya lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Berikut disampaikan tips mengambil referensi dari media internet supaya materi yang diambil bukan tergolong jenis sampah alias tidak ilmiah.  Referensi tips ini diambil dari: http://irwanto.web.id/2013/01/hati-hati-mengambil-referensi-dari-internet-tips-untuk-mahasiswa/

•  Ketik kata kunci yang tepat.
  Untuk menghemat waktu dalam mencari informasi dengan Search Engine : Ketik kata yang ingin dicari, jika merupakan 2 atau 3 kata, “harus” memakai tanda petik pada awal dan akhir, agar search engine tidak mencari secara terpisah. Contoh: “Fungsi Akar Tanaman” Jika tipe file PDF yang ingin dicari ketik: filetype:pdf – Contoh: “Fungsi Akar Tanaman” filetype:pdf.  Bila ingin  mendetail dengan menggunakan “penelusuran lanjut” atau “advanced search” yang terdapat pada sisi bawah search engine google.

• Lihat url atau alamat website topik tersebut pada hasil pencarian google.
  Biasanya tulisan berwana hijau dengan ukuran huruf yang kecil pada bagian bawah topik. Teliti secara seksama alamat atau url website tersebut. Siapa yang menulis artikel tersebut, apakah suatu lembaga atau hanya perorangan saja. Hati-hati mengambilnya jika itu hanya blog perorangan yang tidak diketahui identitas penulisnya. Mungkin saja penulisnya hanya seorang anak SMP yang mengemukakan pendapatnya, tetapi anda sebagai mahasiswa karena tidak tahu penulisnya maka pendapat seorang anak SMP dijadikan referensi.

• Cari alamat-alamat website dari intansi-instasi terkait atau lembaga-lembaga yang sudah diketahui kredibilitasnya. Misalnya pada bidang kehutanan adalah website Departemen Kehutanan (http://www.dephut.go.id) atau lembaga seperti CIFOR (http://www.cifor.org) dan lembaga penelitian Kehutanan (http://www.forda-mof.org).
• Halaman pertama pada hasil pencarian tidak selamanya yang terbaik.
  Penelusuran harus dilanjutkan pada halaman kedua, ketiga bahkan mungkin sampai halaman kesepuluh baru bisa mendapatkan artikel yang berkualitas.
• Pergunakan mesin pencari yang lain seperti yahoo.com, ask.com, aol.com dan yang lain, untuk membandingkan hasil pencarian dengan search engine google.  Pemahaman  bahwa semua search engine sama adalah tidak benar. Bisa saja website atau blog tersebut terindeks pada halaman pertama di google tetapi pada search engine yahoo.com tidak ditemukan website atau blog tersebut.

Semoga  bermanfaat.. 🙂  🙂